BAB 8
MENDALAMI PUISI
Pengertian Puisi
Puisi merupakan suatu karya sastra berupa ungkapan isi hati penulis di mana di dalamnya ada irama, lirik, rima, dan ritme pada setiap barisnya. Dikemas dalam bahasa yang imajinatif dan disusun dengan kata yang padat dan penuh makna.
Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
- Menurut H.B Jassin Puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.
- Menurut Sumardi Puisi adalah karya sastra dengan bahasa dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata bermakna kiasan (imajinatif).
- Menurut James Reevas Puisi merupakan ungkapan bahasa yang penuh dan kaya akan daya pikat.
- Menurut Herman Waluyo Puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
Karya puisi mengandung nilai estetika tersendiri. Orang yang membuat puisi disebut dengan penyair puisi. Tiap puisi memiliki karakteristik tersendiri diantara satu dengan lainnya.
Ciri-Ciri Puisi
- Puisi memiliki rima atau sajak yang teratur
- Puisi bermakna konotatif
- Puisi bersifat simetris.
- Puisi juga lebih menggunakan sajak syair, atau pola pantun. (puisi lama)
- Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra)
- Bahasa yang digunakan puisi lebih padat daripada prosa dan drama.
Unsur-Unsur Puisi
Dalam puisi terdapat unsur-unsur yang membentuknya. Unsur Puisi terdiri dari struktur batin dan struktur fisik.
1. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi adalah unsur puisi yang bisa dilihat dan diamati secara langsung dengan mata. Struktur ini terdiri dari diksi, citraan/imaji, majas, kata konkret, tipografi dan rima.
- Diksi adalah pemilihan kata oleh seorang penyair untuk mendapatkan efek yang sesuai dengan keinginannnya. Pemilihan diksi pada puisi sangat berpengaruh dengan makna yang ingin disampaikan penyair.
- Tipografi Adalah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, batas tepi kertas kanan, kiri, atas, bawah, jenis huruf yang digunakan. Unsur ini berpengaruh pada pemaknaan dari isi puisi itu sendiri.
- Majas adalah pemakaian bahasa dengan cara melukiskan sesuatu dengan konotasi khusus sehingga arti sebuah kata bisa mempunyai banyak makna.
- Kata Konkret adalah susunan kata yang memungkinkan terjadinya imaji. Kata konkret seperti permata senja menggambarkan pantai, atau tempat yang sesuai dengan datangnya senja.
- Imaji atau Citraan adalah pemberi gambaran kepada para pendengar/pembaca agar seolah-olah dapat melihat, mendengar, merasakan atau mengalami hal-hal yang terkandung dalam puisi. Citraan mempunyai 6 macam, diantaranya citraan penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, perabaan dan pergerakan.
- Rima atau Irama Adalah persamaan bunyi dalam penyampaian puisi dari awal hingga akhir puisi. Beberapa bentuk rima di antaranya: (1) Onomatope: Tiruan bunyi, misalnya prank yang mengungkapkan sesuatu yang pecah. (2) Bentuk intern pola bunyi, yaitu aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya. (3) Pengulangan kata, yaitu penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.
2. Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi adlaah unsur pembangunan puisi berupa makna yang tidak terlihat oleh mata. Contohnya adalah tema, nada, suasana, perasaan dan amanat/tujuan.
- Tema/ Makna adalah unsur ini berupa makna yang tersirat yang ingin disampikan penulis kepada pembaca/ pendengar.
- Nada adalah sikap penyair terhadap audience-nya, yang berkaitan dengan makna dan rasa. Dari nada yang terdengar, audience dapat menyimpulkan sikap penulis sedang mendikte, menggurui, memandang rendah, atau sikap lainnya.
- Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis pada para audience-nya.
- Perasaan adalah sesuatu hal yang dilatari oleh latar belakang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dsb.
Jenis-Jenis Puisi
Secara umum, puisi terbagi menjadi 3 jenis puisi, diantaranya adalah puisi lama, puisi baru dan puisi kontemporer.
1. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Puisi jenis ini terbagi kedalam beberapa jenis pula, diantaranya adalah pantun, talibun, pantun berkait (seloka), pantun kilat (karmina), gurindam, syair, mantra sll.
- Pantun adalah puisi yang terdiri dari empat larik dengan rima akhir ab-ab. Pantun dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, seperti pantun lucu, pantun anak, dan sebagainya.
- Mantra yaitu ucapan-ucapan yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan magic. Biasanya dipakai dalam acara tertentu, contohnya mantra yang dirapal untuk menolak turunnya hujan atau sebaliknya.
- Karmina yaitu salah satu prosa dimana bentuknya lebih pendek dari pantun. Saking pendeknya, biasa juga disebut dengan pantun kilat.
- Seloka yaitu pantun berkait berasal dari Melayu klasik yang berisi pepatah.
- Gurindam yaitu puisi yang terdiri dari dua bait, yang mana tiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama. Biasanya terkandung nasihat dan amanat.
- Syair adalah puisi yang tersusun atas empat baris dengan bunyi akhiran yang serupa. Syair biasanya menceritakan sebuah kisah dan di dalamnya terkandung amanat yang ingin disampaikan penyairnya.
- Talibun yaitu pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki rima abc-abc.
2. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Beberapa jenis puisi baru adalah sebagai berikut.
- Balada adalah sajak sederhana yang mengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan. Terkadang disajikan dalam bentuk dialog, atau dinyanyikan.
- Himne (Gita Puja) adalah sejenis nyanyian pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, atau Dewa, atau sesuatu yang dianggap penting dan sakral.
- Ode adalah puisi lirik berisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema serius. Umumnya ode ditujukan untuk orang tua, pahlawan dan orang-orang besar.
- Epigram yaitu puisi yang berisi tentang ajaran dan tuntunan hidup. Epigram berarti unsur pengajaran, nasihat, membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman hidup.
- Romansa yaitu puisi cerita yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Puisi romansa menimbulkan efek romantisme.
- Elegi yaitu syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian.
- Satire yaitu puisi yang menggunakan gaya bahasa berisi sindiran, atau kritik yang disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi.
- Distikon yaitu puisi yang masing-masing bait terdiri dari dua baris (dua seuntai).
- Terzina adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari tiga baris (tiga seuntai).
- Kuatren adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari empat baris (empat seuntai).
- Kuint yaitu puisi yang masing-masing bait terdiri dari lima baris (lima seuntai).
- Sekstet yaitu puisi yang masing-masing bait terdiri dari enam baris (enam seuntai).
- Septima yaitu puisi yang masing-masing bait terdiri dari tujuh baris (tujuh seuntai).
- Oktaf/ Stanza yaitu puisi yang masing-masing bait terdiri dari delapan baris (delapan seuntai).
- Soneta yaitu puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi dua, dimana dua bait pertama masing-masing 4 baris, dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta merupakan puisi paling terkenal karena terkesan susah untuk diciptakan. Namun, hal tersebut justru menjadi tantangan tersendiri bagi para penyair.
3. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah jenis puisi yang berusah keluar dari ikatan konvensional. Puisi kontemporer selalu berusaha menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tidak lagi mementingkan irama, gaya bahasa dan lain-lainnya yang terdapat dalam puisi lama maupun baru.
Puisi kontemporer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Puisi Mantra, yaitu mengambil sifat-sifat dari mantra.
- Puisi Mbeling, yaitu puisi yang sudah tidak mengikuti aturan umum dan ketentuan dalam puisi.
- Puisi Konkret, yaitu puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis (wajah dan bentuk lainnya) dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media.
Cara Membuat Puisi
1. Tentukan Tema atau Judul
Dalam menentukan tema, pilihlah tema yang menarik dan sesuai dengan topik yang berkembang di masyarakat. Misal, tema tentang gempa, atau tsunami yang baru saja terjadi.
Jika sudah menentukan tema, kemudian tentukan judulnya. Kunci memilih judul adalah jangan keluar dari tema yang Anda pilih. Judul jangan terlalu panjang, namun mewakili puisi yang akan Anda sampaikan.
2. Menentukan Kata Kunci
Jika Anda sudah menentukan tema dan judul, langkah selanjutnya adalah menentukan kata kunci akan dikembangkan menjadi kalimat. Misalnya satu kata kunci yang digunakan untuk satu larik, atau satu kata kunci untuk membuat satu bait.
3. Menggunakan Gaya Bahasa
Gaya bahasa akan memperindah puisi itu sendiri. Anda bisa menggunakan berbagai macam majas agar pembaca, atau pendengar tidak bosan membacanya.
Namun, harus digarisbawahi jika penempatan diksi, atau gaya bahasa yang tidak tepat akan mengurangi bahkan menghilangkan makna dari isi yang terkandung di dalamnya.
4. Kembangkan Puisi Semenarik Mungkin
Selanjutnya adalah mengembangkan kata kunci menjadi kalimat-kalimat indah yang mewakili perasaan Anda. Pilihlah kata yang padat dan sarat makna di dalamnya.
Tiga hal yang berkaitan dengan kata dan larik dalam puisi, yaitu:
- Kata adalah satuan rangkaian bunyi yang ritmis, indah dan merdu.
- Makna kata yang mengandung banyak tafsir.
- Mengandung imajinasi mendalam tentang hal yang dibicarakan.
Cara Membaca Puisi yang Baik
- Ekspresi, mimik muka dan penjiwaan puisi
- Kinesik atau gerakan tubuh yang sesuai dengan puisi yang dibawakan
- Artikulasi atau kejelasan dan ketepatan pelafalan kata.
- Irama Panjang pendek, tinggi rendah, keras lembutnya suara
- Intonasi atau penekanan kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar