BAB 2
MANUSIA INDONESIA MASA PRAAKSARA
Pengertian Zaman Praaksara dan Prasejarah
Zaman praaksara atau zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia purba belum mengenal tulisan.
Karena setiap suku yang ada mengalami masa pra sejarah yang memiliki masa periode yang berbeda-beda atau tidak bersamaan. Hilangnnya masa prasejarah juga memiliki waktu yang berbeda-beda.
Dan setelah manusia mulai memahami atau mengenal tulisan, di zaman tersebut juga berubah menjadi zaman sejarah.
Zaman praaksara juga di sebut dengan zaman nirleka (nir = tidak, leka = tulisan aksara). Yang berarti zaman tulisan belum di temukan.
Pembagian Zaman Praaksara
Bumi merupakan tempat tinggal bagi manusia, hewan, dan tumbuhan ciptaan tuhan. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi secara menyeluruh.
Berdasarkan hal tersebut bumi dari dulu sampai sekarang dibagi menjadi empat zaman. Bumi memiliki empat zaman yaitu:
Zaman Arkeozoikum
Zaman tertua di dalam perkembangan bumi dan segala yang hidup di bumi, berumur sekitar 545 sampai 4.5000 juta tahun yang lalu.
Dizaman Arkeozoikum bumi belum stabil, kulit bumi masih dalam proses pembentukan, udara di bumi masih sangat panas sehingga pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan.
Dan berakhirnnya zaman Arkeozoikum di sebabkan dengan adannya penurunan suhu yang memungkinkan untuk munculnnya suatu kehidupan.
Zaman Paleozoikum
Zaman paleozoikum atau yang disebut juga dengan zaman primer, berlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu. Zaman paleozoikum terjadi dengan adannya penurunan suhu yang sangat drastis di bumi.
Bumi mendingin pada masa ini dan mahluk hidup di bumi di perkirakan muncul. Seperti mahluk bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri dan sejenis amfibi.
Zaman Mesozoikum
Zaman mesozoikum atau yang disebut juga dengan zaman sekunder, berlangsung sekitar 140 juta tahun yang lalu.
zaman Mesozoikum ditandai dengan madannya hewan-hewan reptil bertubuh besar seperti dinosaurus oleh karena itu zaman Mesozoikum di sebut dengan zaman reptil.
Zaman Neozoikum
Zaman neozoikum terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman neozoikum kehidupan mulai stabil berkembang dan beragam.
Zaman Neozoikum dibagi menjadi:
- Zaman Tersier
Zaman Tersier ditandai dengan hewan-hewan besar yang mulai berkurang. Dan telah memiliki berbagai jenis binatang yang menyusui seperti monyet dan kera - Zaman Sekunder
Zaman Sekunder ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan manusia purba.
Zaman Neezoikum di bagi kembali menjadi 2 zaman kembali yaitu:
1. Zaman pleistosen/ dilivium (zamanglasial/es)
Masa ini ditandai dengan mencairnya es di kutub utara karena perubahan iklim. Zaman pleistosen berlangsung sekitar 600 ribu tahun yang lalu. kehidupan manusia mulai ada pada masa ini.
2. Zaman Holosen/alluvium
Masa ini di tandai dengan munculnnya homo sapiens. Homo sapiens merupakan nenek moyang manusia modern pada saat ini. Masa ini terjadi sekitar 20.000 tahun yang lalu.
Peninggalan Zaman Praaksara
Kapak Genggam
Kapak genggam pada zaman praaksara memiliki bentuk yang mirip dengan jenis kapak dan perimbas, tetapi bentuknnya yang lebih kecil.
Kapak genggam memiliki fungsi untuk membelah kayu, peralatan memotong daging hewan, menggali umbi-umbian dan keperluan lain-lain
Kapak Berimbas
Kapak ini di buat dengan batu perimbas yang memiliki tangkai, cara menggunakan kapak berimbas yaitu dengan menggenggam.
Fungsi dari kapak berimbas untuk memotong kayu, menguliti binatang dan untuk memecahkan tulang hewan buruan.
kapak berimbas merupakan salah satu dari peninggalan zaman batu tua yang banyak di temukan di daerah-daerah Indonesia kapak berimbas dan kapak genggam digunakan oleh manusia purba Pithencantropus.
Kapak Sumatera
Kapak sumatera atau kapak sumatralith/pebble yaitu kapak genggam yang terbuat dari batu kali yang di pecah ataupun dibelah.
Sisi dalamnnya dikerjakan lebih dengan keperluannya dan sisi luarnnya yang halus hanya di biarkan saja.
Kapak sumatera ini ditemukan di kjokkenmoddinger yaitu sepanjang Pantai Sumatera Timur Di antara Aceh dan Medan.
Kapak Pendek
Kapak pendek merupakan jenis kapak genggam pendek yang berbenuk setengah lingkaran yang memiliki sisi yang tajam sehingga akan mudah untuk meotong daging atau hal lainnya.
Pipisan
Pisisan adalah batu penggiling dengan landasannya. Pipisan ini mirip dengan ulekan yang sama digunakan untuk menghacurkan biji-bijian. Tetapi bentuk pipisan ini datar dan halus.
Pipisan tidak hanya digunakan untuk menghancurkan biji-bijian tetapi juga digunakan untuk menghaluskan cat merah yang di buat dari tanah merah yang merupakan salah satu bentuk aktivitas upacara ritual dan kepercayaan.
Kapak Lonjong
Kapak lonjong didasarkan dari bentuknnya lonjong dengan pangkal dan runcing yang melebar. Kapak lonjong dibuat dari batu kali yang berwarna kehitaman.
Ukuran dari kapak lonjong mempunyai berbagai ukuran dari yang sangat kecil sampai besar.
Kapak lonjong menurut penelitian berasal dari Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui wilayah timur. Di Indonesia pusat dari kapak lonjong ada di Papua, Minahasa dan Serawak.
Nekara
Nekara merupakan gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian tengahnnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu.
Nekara di anggap benda suci pada zamannya karena berfungsi sebagai benda upacara, mas kawin dan lain-lain. Nekara kebannyakan di temukan di Bali, Nusa Tenggara , Selayar, Maluku dan Irian
Menhir
Menhir adalah benda peninggalan praaksara yang berkaitan dengan kepercayaan yang dianut oleh manusia pada zaman dahulu.
Menhir ini berbentuk tiang atau tugu yang terbuat dari batu yang berdiri diatas tanah. Menhir digunakan untuk menyembah arwah nenek moyang manusia purba.
Kebannyakan menhir ditemukan pada daerah pegunungan seperti wilayah Bengkulu, Palembang, Ngada, Gunung kidul, Rembang, Sungai talang dan daerah-daerah lainnya.
Sarkofagus
Sarkofagus adalah peninggalan masa praaksara yang berbentuk, salah satunya dikenal dengan nama sarkofagus.
Sarkofagus adalah peti mati yang dibuat dari batu yang utuh dan dikasih bagian penutup pada bagian atasnnya. Bali merupakan salah satu tempat penemuan sarkofagus
Dolmen
Kegunaan dari dolmen hampir sama dengan menhir yaitu untuk menyembah nenek moyang pada masa praaksara.
Dolmen berbentuk seperti meja yang tersusun dari batu dan banyak di temukan pada daerah jawa timur dan diberi nama pandhusa
Jenis Jenis Manusia Purba pada masa Pra Aksara
Hasil penelitian manusia purba kebanyakan ditemukan di daerah jawa yang berbentuk fosil. Manusia purba pada zaman dahulu tinggal di beberapa daerah seperti Lembah sungai Brantas jawa timur dan daerah Lembah bengawan solo jawa tengah.
Di Indonesia terdapat terdapat beberapa jenis manusia purba seperti Megantrhopus paleojavanicus, Homo (manusia moder) dan pithacantrhopus erectus.
Megantrhopus paleojavanicus
Megantrhopus paleojavanicus yang berarti manusia purba yang paling tua di Jawa dan memiliki ciri-ciri tubuh yang kekar. Dan di perkirakan sebagai manusia purba tertua di bandingkan dengan yang lainnya.
Fosil dari Megantrhopus paleojavanicus di temukan di teliti oleh seorang yang bernama Dr. G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941 pertama kali daro fosil Megantrhopus paleojavanicus di temukan di Sangiran daerah lembah Solo dekat dengan surakarta.
Ciri-ciri dari Megantrhopus paleojavanicus yaitu berbadan besar dengan rahang yang besar, tulang tebal dan kening menonjol.
Megantrhopus hidup sekitar pada waktu 2 juta tahun sebelum masehi dengan cara bertahan hidup dengan makan tumbuh-tumbuhan. Megantrhopus paleojavanicus termasuk jenis Homo Hobilis.
Pithacanthropus Erectus
Pithacanthropus erectus yang berarti manusia kera yang berjalan tegak. Pithacanthropus erectus mempunyai ciri-ciri berbadan tegak dan memiliki tinggi badan sekitar 165-180 cm.
Pithacanthropus erectus manusia purba kebanyakan di temukan di daerah Mojokerto, kedungtrubus. Trinil, sambung macan dan Ngadong.
Orang yang pertama kali menemukan Pithacanthropus erectus adalah Eugene Dubois di Trinil dekat sungai bengawan Solo.
Homo
Homo yang berarti manusia. Manusia purba jenis ini memimiliki ciri-ciri yang lebih sempurna di bandingkan dengan manusia purba yang lainnya seperti Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus.
Manusia jenis Homo ini memiliki 3 jenis di Indonesia yaitu:
1. Homo Soloensis
Homo Soloensis yang berarti dari solo. Di temukan di tahun 1931-1934 oleh Ir. Oppenorth di Ngandong dan ter Haar.
Homo Soloensis memiliki ciri-ciri tinggi badan 180 cm dan berjalan dengan tegak. Tengkoraknnya lebih besar dari Pithacantropus erectus.
2. Homo wajakenesis
Homo wajakenesis yang berarti manusia dari wajak di temukan oleh Van Reitschoten pada tahun 1889 di wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri dari Homo wajakenesis memiliki tinggi badan 130-210 cm dan berjalan tegak.
Bentuk dari tengkoraknnya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan dan memiliki keahlian untuk membuat peralatan dari tulang, batu dan kayu
3. Homo Sapiens
Homo Sapiens adalah generasi terakhir dari manusia purba. Homo Sapiens memiliki ciri-ciri fisik yang hampir sama dengan manuia modern pada saat ini.
Homo Sapiens hidup di zaman Holosen yaitu sekitar 4000 tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar