BAB 7
BELAJAR DARI BIOGRAFI
Pengertian Teks Biografi
Teks biografi pada dasarnya merupakan sebuah teks yang bertujuan untuk menceritakan kisah seseorang, biasanya orang yang berpengaruh atau fenomenal di tengah masyarakat.
Teks biografi bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait berbagai sisi dari sebuah tokoh. Sisi itu tidak selalu tentang sisi baik atau buruk yang sudah familiar di tengah masyarakat.
Teks biografi yang baik seharusnya mampu meliputi seluruh aspek dalam kehidupan seseorang dan berusaha untuk netral supaya masyarakat tidak lantas menghakimi seseorang — baik secara positif maupun negatif terhadap orang tersebut.
Ciri Ciri Teks Biografi
Ada beberapa hal yang menjadi ciri khusus dari teks biografi. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1. Memuat Fakta
Teks biografi bukanlah teks fiksi. Ia menggambarkan kenyataan dari tokoh tersebut, tetapi disampaikan secara naratif. Jadi, apapun yang tertulis di dalam sebuah teks biografi haruslah berdasarkan fakta yang ada.
Selain itu, penulis teks biografi harus subjektif. Dia tidak boleh melakukan pujian berlebiha terhadap tokoh tertentu atau malah menjelek-jelekkan tokoh tertentu.
Biarkan pembaca yang memutuskan mau seperti apa mereka memandang seseorang dalam sebuah teks biografi.
2. Struktur Jelas
Struktur dalam sebuah teks biografi haruslah jelas, jangan membingungkan pembaca. Sebuah teks fiksi memiliki kebebasan. Ia bisa menggunakan alur maju, mundur, maupun campuran.
Namun, teks biografi tidak dapat diperlakukan seperti itu. Teks biografi haruslah punya alur jelas, struktur jelas, tidak menimbulkan tanda tanya di pikiran pembaca.
Teks biografi biasanya menggunakan alur maju. Ada pula yang menggunakan alur campuran, biasanya menceritakan kehidupan masa kini seseorang, kembali ke masa lalu, kemudian ditutup dengan kesuksesan atau keadaannya di masa depan.
3. Bahasa yang Lugas
Berbeda dengan teks fiksi, teks biografi harus menggunakan bahasa yang jelas, lugas, serta tidak terlalu banyak menggunakan ungkapan atau pun majas.
Bahasa yang lugas dan jelas akan mempermudah pembaca dalam memahami teks yang disampaikan. Selain itu, bahasa lugas juga tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda atau bias di benak masyarakat.
Maka dari itu, penulis teks biografi tidak boleh berbelit-belit dalam membuat sebuah biografi. Penulis harus lugas dan menyampaikan fakta yang ada dengan cara menarik, tetapi tidak bertele-tele dan memahami ekonomi kata.
Struktur Teks Biografi
Agar teks biografi dapat ditulis dengan jelas dan benar, penulis yang bersangkutan harus memahami struktur yang biasa digunakan alias pakem dalam sebuah teks biografi.
Berikut adalah struktur yang bisa diikuti dan diterapkan untuk membuat teks biografi yang jelas dan tidak menimbulkan mispersepsi.
1. Orientasi
Orientasi merupakan pengenalan dari suatu tokoh. Orientasi, pada bagian awal sebuah teks, harus memperkenalkan tentang gambaran awal dari seorang tokoh.
Orientasi memuat alasan, salah satunya tentang mengapa penting bagi pembaca untuk mengenal tokoh tersebut.
Orientasi awal juga bertujuan memperkenalkan pembaca terhadap pentingnya sebuah tokoh yang dibahas dalam teks biografi tersebut.
Maka dari itu, orientasi awal sebaiknya dibuat dengan semenarik mungkin agar masyarakat tertarik untuk menyelami lebih lanjut terkait tokoh ini.
2. Peristiwa dan Masalah/Bagian Isi
Ini adalah sebuah bagian yang menyelami lebih dalam mengenai kehidupan sebuah tokoh. Bagian isi biasanya dimulai dari masa kecil seorang tokoh dan perkembangannya hingga dewasa.
Bagian isi juga menjelaskan mengenai suka-duka yang dialami tokoh dan bagaimana seorang tokoh dapat menjadi seperti sekarang ini. Bagian isi ini menceritakan secara lugas mengenai fakta-fakta hidup yang ada di dalam kehidupan seorang tokoh.
3. Reorientasi
Reorientasi merupakan bagian penutup dari sebuah teks biografi. Reorientasi memberikan kesimpulan terkait suatu tokoh. Namun, meskipun memberikan kesimpulan, tetap saja reorientasi ini harus bersifat netral.
Unsur Kebahasaan
Layaknya teks-teks lain, ada beberapa unsur kebahasaan yang harus dipatuhi dalam teks biografi. Berikut adalah unsur kebahasaan yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah teks biografi yang baik.
1. Kata Hubung
Kata hubung merupakan kata yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata yang lain. Kata hubung membuat sebuah kalimat menjadi efektif dan juga enak untuk dibaca.
Kata hubung bisa berfungsi menjadi dua. Yang pertama adalah konjungsi intrakalimat. Contoh konjungsi intrakalimat adalah dan, tetapi, kemudian, lalu, dan sebagainya.
Konjungsi intrakalimat adalah kata hubung yang berfungsi menyambungkan satu klausa dengan klausa lain yang masih berada di dalam sebuah kalimat.
Sementara itu, yang kedua adalah konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain dan dipisah oleh titik.
Contoh konjungsi antarkalimat adalah ‘meskipun demikian’, ‘oleh karena itu’, dan sebagainya.
2. Rujukan Kata
Rujukan kata merupakan kata yang merujuk pada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya. Apa fungsi dari rujukan kata? Fungsinya adalah supaya penulis tidak mengulang-ulang sebuah kata yang sama.
Contoh dari rujukan kata adalah ‘ini’, ‘itu’, ‘di sini’, ‘di situ’, dan sebagainya. Rujukan kata dapat bervariasi dan sebaiknya digunakan bergantian agar sebuah teks biografi tidak monoton.
3. Penanda Waktu, Tempat dan Cara
Penanda tempat adalah struktur bahasa yang menunjukkan tempat. Contohnya seperti ‘di’, ‘dalam’, dan sebagainya.
Sementara itu, penanda waktu adalah penanda seperti ‘saat’, ‘ketika’, dan sebagainya. Kemudian, penanda cara adalah sebuah hal yang menunjukkan cara tokoh. Contoh penanda cara adalah ‘dengan’ ‘menggunakan’, dan sebagainya.
Penanda itu memberikan variasi dalam membuat teks biografi yang tidak membosankan bagi pembaca.
Kaidah Kebahasaan Teks Biografi
Pembuatan teks biografi diatur dalam sebuah kaidah kebahasaan. Memang tidak semuanya mengikat, tetapi ada standar tertentu yang membuat teks biografi menjadi enak dibaca.
Berikut adalah kaidah kebahasaan yang biasa digunakan dalam sebuah teks biografi.
1. Kata Ganti Orang Ketiga
Sudut pandang orang ketiga merupakan sebuah sudut pandang yang senantiasa digunakan dalam penulisan sebuah biografi. Ini sebuah keharusan karena biografi tidak ditulis oleh seseorang yang berada di dalam teks biografi.
Biografi ditulis oleh orang lain, maka wajib menggunakan kata ganti orang ketiga, baik dalam bentuk ‘dia’ atau ‘mereka’. Tentu tergantung dari berapa orang yang dituliskan dalam biografi.
2. Bahasa yang Konsisten
Kebanyakan teks biografi ditulis dengan bahasa baku. Namun, tidak ada salahnya menulis biografi dengan bahasa yang tidak baku alias bahasa slang. Tentu ini tergantung dari tokoh yang diulas beserta media tempat teks biografi dibuat.
Apabila tokoh yang diulas adalah tokoh yang dituakan, tentu saja menggunakan bahasa resmi. Sementara itu, tokoh yang dianggap masih muda bisa ditulis menggunakan bahasa slang.
Media tempat teks biografi dibuat juga berpengaruh terhadap bahasa yang digunakan. Teks biografi biasanya mengikuti bahasa yang digunakan media. Tokoh yang ditulis pun tentu sesuai dengan tema media yang bersangkutan.
Perbedaan Biografi dan Autobiografi
Sering kali orang salah mengartikan biografi dan autobiografi. Keduanya dianggap sama. Memang, secara struktur dan nuansa, keduanya memiliki kesamaan.
Namun, perbedaan keduanya cukup signifikan. Berikut adalah hal-hal yang membedakan biografi dengan autobiografi;
1. Ditulis oleh Orang yang Berbeda
Biografi adalah sebuah kisah tentang seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Sementara itu, autobiografi adalah sebuah tulisan mengenai diri seseorang yang langsung ditulis oleh orang yang bersangkutan, atau mengatasnamakan orang yang bersangkutan.
Kata ‘auto’ di sini menunjukkan ‘sendiri’. Jadi, autobiografi tentunya ditulis dan dibuat oleh diri sendiri.
2. Subjektif dan Objektif
Mengingat autobiografi ditulis oleh orang yang bersangkutan, tentunya ada subjektivitas yang kuat di dalamnya. Orang yang menulis autobiografi tentu cenderung menutupi hal-hal yang tidak ingin diketahui orang tentangnya.
Ada pula kecenderungan untuk membuat diri sendiri menjadi tokoh heroik atau membenarkan pilihan-pilihan hidup yang dibuatnya. Curahan perasaan pun juga ada di sana.
Sementara itu, biografi lebih objektif. Pasalnya, penulis bukanlah orang yang diceritakan. Terlebih apabila penulis adalah seorang profesional yang menulis sebuah biografi sebagai bentuk edukasi terhadap masyarakat, bukan dengan agenda khusus.
3. Lebih Intim
Autobiografi bisa menjadi sebuah teks yang lebih intim. Maksudnya, karena hanya orang yang bersangkutan yang mampu menyampaikan perasaannya dari sudut pandangnya sendiri, maka Anda bisa lebih memahami seseorang.
Sementara itu, biografi menjadi kurang intim dan lebih formal karena ditulis oleh orang lain. Apabila ditulis oleh anggota keluarga atau oleh seseorang dengan keterikatan khusus pada yang bersangkutan, mungkin bisa bernuansa intim.
Namun, tetap saja suasana perasaan di dalamnya adalah milik penulis, bukan orang yang bersangkutan.
4. Orang Pertama vs Orang Ketiga
Biografi ditulis oleh seseorang dengan sudut pandang orang ketiga. Sementara itu, autobiografi ditulis oleh seseorang dengan sudut pandang orang pertama.
Ini tentu berpengaruh dari siapa yang menulis teks tersebut. Teks autobiografi ditulis oleh seseorang itu sendiri, jadi tidak mungkin menggunakan sudut pandang orang ketiga.
5. Waktu Penulisan
Autobiografi tentunya hanya bisa ditulis pada saat orang yang bersangkutan masih hidup, karena yang menulis adalah dirinya sendiri.
Sementara itu, biografi bisa ditulis bahkan bertahun-tahun atau berabad-abad setelah seseorang meninggal dunia. Yang menulis adalah orang lain dan tentu saja bisa dibuat oleh siapapun yang mengetahui data orang bersangkutan.
6. Keperluan Riset
Dalam penulisan autobiografi, tentu tidak dibutuhkan riset mendalam. Pasalnya, penulis autobiografi adalah diri sendiri. Orang yang bersangkutan tentu mengetahui kisah hidupnya sendiri.
Sedangkan, dibutuhkan wawancara dan riset saat Anda akan membuat sebuah biografi.
Anda juga harus memasukkan hal-hal sesuai dengan persetujuan orang yang bersangkutan atau pihak terkait yang punya izin, keluarga misalnya.
Penulisan biografi memang harus lebih sahih dan berhati-hati. Sebab, apabila Anda salah menceritakan seseorang, Anda dapat dituntut atas pencemaran nama baik, meskipun orang tersebut sudah meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar