Selasa, 07 April 2020

Bab 14 Agama

BAB 14

KARYA PEMBARUAN ALLAH


Bacaan Alkitab:
Keluaran 17, Ulangan 30, Matius 12:31-37, Yohanes 3:1-21, Roma 2:17-29, Roma 12:1-3, Galatia 4:1-11, 5:16-26

Pembaharuan yang dimaksud adalah: hidup kudus di hadapan Allah dan manusia, mengubah cara berpikir negatif menjadi berpikir positif, mengubah semua sifat buruk yang ada dalam diri kita menjadi sifat baik dan bertanggung jawab. Mengubah orang yang tidak percaya menjadi percaya kepada kasih dan kekuasaan Allah. Tindakan Allah sebagai pembaharu juga berarti Ia yang mengambil inisiatif untuk mendatangi manusia dan membaharuinya.

Bagaimana Allah membaharui kehidupan? Allah membaharui kehidupan melalui Roh Kudus. Kelahiran kembali serta pembaharuan manusia adalah pekerjaan Roh Kudus. Orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus dikaruniakan Roh Kudus dan menjadi anak-anak Allah dan memanggil Allah sebagai Bapa. Roh Kudus membuat manusia menjadi milik Allah di dalam Yesus Kristus. Namun demikian, manusia terus berjuang melawan dirinya sendiri di dalam keinginan “daging” yang takluk pada dosa. Jadi, karunia Roh Kudus tidak membebaskan manusia dari penjajahan dosa yang disebabkan oleh keinginan daging.

Rasul Paulus dapat dijadikan contoh dalam membahas mengenai “manusia baru”. Semula, ia termasuk dalam kelompok orang yang menolak Tuhan Yesus dan para pengikut-Nya. Ia selalu mencari para pengikut Yesus untuk dihukum. Suatu ketika Saulus (nama Paulus sebelum bertobat) menghadap Imam Besar dan meminta surat kuasa untuk dibawa ke Damsyik supaya ia dapat menangkap tiap orang yang menjadi pengikut Yesus untuk dibawa ke Yerusalem supaya dihukum.

Mazmur 23 : 3 ”Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun  aku di jalan yang benar  oleh karena nama-Nya.”

.2 Korintus 4 : 16 ”Sebab itu kami tidak tawar hati,  tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah  kami dibaharui  dari sehari ke sehari.”

Titus 3 : 5 “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan,  tetapi karena rahmat-Nya  oleh permandian  kelahiran kembali  dan oleh pembaharuan  yang dikerjakan oleh Roh Kudus,”

Wahyu 21 : 2 – 4 ” Dan aku melihat kota yang kudus,  Yerusalem yang baru , turun dari sorga, dari Allah,  yang berhias bagaikan pengantin perempuan  yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka.  Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah  mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata  mereka , dan maut  tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.

Allah memperbaharui beberapa hal menurut ayat tersebut. Yang pertama Allah membarui relasi dengan umat-Nya (ayat 2-3). Yerusalem baru sebenarnya lebih ke arah orang daripada bangunan. Yang ditekankan adalah kumpulan umat Allah. 
Ketiga, Allah meniadakan kerusakan ciptaan (ayat 4). Kita semua sadar bahwa dunia yang sekarang ini bukanlah tempat yang sempurna. Dosa telah mengubah wajah dunia secara signifikan (bdk. Kej 3:16-19). Dosa adalah pintu masuk bagi semua derita. Penderitaan menjadi begitu terbiasa bagi kita. Kehilangan tak terhindarkan. Kematian pun tidak terelakkan. Tidak peduli seberapa baik kualitas kehidupan kita, penderitaan dan kematian pasti akan menghampiri. Tidak ada seorang pun yang kebal kesusahan.
Di langit dan bumi yang baru nanti, semua carut-marut akibat dosa ini tidak akan ada lagi. Segala sesuatu yang membawa kesusahan dan kesedihan akan berlalu. Allah akan menghapus semua air mata umat-Nya (Why 7:16-17). Kita tidak mengalami lagi menyakit dan kematian.
Dari tiga objek pembaruan di atas kita melihat bahwa perubahan tersebut bersifat komprehensif. Tidak ada satu pun yang tidak tersentuh. Tempat tinggal kita akan diubah. Akan ada langit dan bumi yang baru. Tubuh kita akan diubah. Kita diberi tubuh kemuliaan yang kebal penyakit dan kematian. Relasi kita dengan Allah akan diubah. Tidak ada penghalang bagi kita untuk memandang Dia selama-lamanya.

Jika Allah sedemikian pengasihi segala sesuatu, kita pun harus meneladaninya. Dunia ini memang tidak sempurna, namun itu bukan alasan untuk mengeluh dan meratap. Allah memang akan merestorasi semuanya, tetapi itu bukan alasan untuk bersikap cuek dan malas-malasan dalam memperbaiki dunia ini. Tubuh yang kita miliki sekarang memang akan musnah, namun itu bukan alasan untuk mengabaikan dan merusaknya melalui pola hidup yang tidak sehat. Dalam relasi kita dengan Allah, Dia kadangkala memang sulit untuk dipahami, tetapi ini bukan alasan untuk menjauh dari Dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar